
Gunung Krakatau terletak di Pulau Rakata yang berada di Selat Sunda, selat yang memisahkan Pulau Jawa dan Sumatra. Secara geografis, gunung ini berada di pertemuan lempeng tektonik Eurasia dan Indo-Australia, menjadikannya salah satu kawasan vulkanik aktif, setelah letusan yang terjadi di tahun 1883, Gunung Krakatau membentuk sebuah gunung baru yang dikenal sebagai gunung anak Krakatau, gunung ini menjadi destinasi wisata favorit sekaligus objek penelitian penting dalam dunia vulkanologi. Yuk, kita simak 7 fakta menarik tentang Anak Krakatau yang bikin kamu semakin penasaran!
1. Sejarah yang Penuh Peristiwa
Gunung Anak Krakatau muncul ke permukaan pada 30 Januari 1930, sekitar 4 dekade setelah letusan dahsyat Gunung Krakatau pada 1883 yang menghancurkan segalanya. Letusan ini menelan lebih dari 36.000 korban jiwa dan memicu tsunami besar. Anak Krakatau lahir dari aktivitas vulkanik di kaldera bawah laut yang tersisa, dan hingga kini terus tumbuh menjadi saksi proses geologi yang tak berhenti.
2. Trekking Mudah untuk Pemula
Pendakian di Anak Krakatau sangat seru dan cocok untuk pendaki pemula. Jalurnya tidak terlalu menantang, dan pendaki biasanya hanya diperbolehkan mencapai ketinggian sekitar 200 meter, di pos terakhir, tidak boleh menanjak ke atas, waktu pendakiannya juga cukup singkat, kurang dari satu jam. Dari sini, kamu bisa menikmati pemandangan Selat Sunda dan panorama pulau-pulau sekitarnya seperti Rakata, Sertung, dan Panjang.
3. Panorama Alam yang Menawan
Puncak Anak Krakatau menawarkan pemandangan yang memukau. Laut biru yang membentang luas berpadu indah dengan pasir hitam vulkanik, menciptakan suasana yang magis. Jangan lewatkan momen sunrise di sini, Kalau ingin melihat matahari terbit, kamu bisa menginap di Pulau Sebesi dan berangkat pagi-pagi, sekitar jam 5 pagi agar tidak ketinggalan momen menakjubkan ini, untuk perjalanan dari pulau sebesi berkisar 1 jam.

4. Vegetasi Unik
Walaupun terlihat gersang, Anak Krakatau memiliki berbagai jenis tumbuhan menarik. Cemara laut, ketapang, gelagah, hingga paku-pakuan tumbuh subur di tanah vulkaniknya. Semakin mendekati puncak, vegetasi ini semakin jarang, menciptakan kontras yang memikat antara warna hijau pepohonan dan hitamnya pasir vulkanik.
6. Fenomena Vulkanik
Sebagai gunung berapi aktif, Anak Krakatau sering mengeluarkan pijar lava, abu vulkanik, dan awan tebal. Fenomena alam ini memberikan nuansa dramatis, terutama saat malam hari. Namun, pengunjung harus tetap waspada, mengingat aktivitas vulkanik gunung ini yang sewaktu-waktu dapat meningkat. Gunung Anak Krakatau termasuk dalam kawasan rawan bencana, dengan potensi bahaya seperti lontaran material panas, aliran lava, awan panas, hingga tsunami. Salah satu bencana yang pernah terjadi adalah tsunami pada 22 Desember 2018 akibat letusan Anak Krakatau, yang melanda wilayah Pandeglang, Serang, dan Lampung Selatan.

7. Pesona Laut di Sekitar Gunung
Selain gunungnya, laut di sekitar Anak Krakatau juga menyimpan keindahan luar biasa. Airnya yang jernih serta panorama yang memukau memberikan sensasi damai yang sulit dilupakan. Pemandangan ini menjadi pelengkap sempurna untuk pengalaman menjelajahi Anak Krakatau, namun hati hati karena gunung Krakatau masih menjadi gunung yang aktif dan sewaktu waktu dapat Meletus.
Gunung Anak Krakatau adalah kombinasi sempurna dari keindahan alam, nilai sejarah, dan fenomena geologi yang luar biasa. Selain menjadi destinasi wisata, pelestarian lingkungan di kawasan ini sangat penting untuk menjaga keindahannya. Gunung Anak Krakatau bukan hanya saksi bisu kekuatan alam, tetapi juga menjadi tempat pembelajaran dan apresiasi terhadap keindahan bumi. Dengan pengelolaan yang tepat, Anak Krakatau akan tetap menjadi kebanggaan Indonesia dan daya tarik dunia.
0 Komentar