
Nabila adalah tipe gadis yang lebih memilih tenggelam di dalam buku daripada berkeringat di lapangan, Baginya, perpustakaan adalah tempat paling nyaman di dunia, Di sana, ia bisa melupakan semua keramaian dan tenggelam dalam dunia imajinasi yang diciptakan oleh buku,buku, namun, di balik dinding kesunyiannya, ada seseorang yang diam,diam mencuri perhatian Nabila, Ridho, atlet lari kebanggaan sekolah.
Ridho sering terlihat di lapangan, berlari dengan penuh semangat, Penuh energi dan percaya diri, dia menjadi pusat perhatian banyak orang, Nabila sering menyaksikan dari jauh, terkadang terpesona melihat bagaimana Ridho bisa berlari begitu bebas, seolah dunia hanya miliknya,
Meski dunia mereka terasa begitu berbeda, Nabila yang lebih memilih kesendirian dan buku, sementara Ridho hidup di tengah keramaian lapangan,Nabila tidak bisa menghindari perasaan kagum itu, Tapi dia tak pernah berani mengungkapkan rasa sukanya, Ia hanya bisa memendamnya dalam hati, berharap bisa mengenal Ridho lebih dekat suatu hari nanti.
Suatu hari, sekolah mengadakan festival lari antar siswa, Semua orang heboh membicarakan acara itu, termasuk teman,teman Nabila,
“Kamu harus ikut, Nabila!” kata Rini, sahabatnya yang selalu mendukungnya,
Nabila langsung menggeleng, “Nggak mungkin! Aku nggak suka lari, Rin,”
“Tapi Ridho bakal ada di sana,” goda Rini sambil tersenyum nakal, “Bayangkan, kamu bisa melihat dia dari dekat!”
“Itu nggak ada hubungannya, Rin, Aku nggak bisa berlari seperti mereka,”
Rini hanya terkekeh, “Sudahlah, aku daftarkan kamu, Anggap saja pengalaman baru!”
Nabila akhirnya menyerah, meski dalam hatinya penuh keraguan, Dia tahu dia buruk dalam olahraga, tapi bayangan bisa melihat Ridho dari dekat membuatnya berpikir ulang, Entah kenapa, ada dorongan kuat dalam dirinya untuk ikut serta, meski perasaan gugup dan malu datang bersamaan.
Hari festival pun tiba, Nabila berdiri di garis start, merasa kaku dengan seragam olahraganya yang tiba,tiba terasa tidak nyaman, Wajahnya memerah karena malu, dan kakinya terasa berat, seolah,olah dia ingin berlari ke arah yang berlawanan, Ketika peluit ditiup, semua orang berlari dengan penuh semangat, tapi Nabila hanya melangkah pelan, berusaha agar tidak terlihat mencolok, Ia berjalan perlahan, berusaha menutupi rasa canggung yang semakin menguasainya.
Namun, di tengah rasa malu dan lelahnya, Nabila melihat Ridho di garis finis, Wajah Ridho yang tersenyum seakan memberi semangat, membuat Nabila merasa ada energi yang mengalir dalam dirinya, Ketika matanya bertemu dengan Ridho, entah bagaimana kakinya terasa lebih ringan, “Aku bisa melakukannya,” gumamnya pada diri sendiri.
Nabila berusaha untuk tidak terhenti, berlari dengan penuh semangat meskipun tubuhnya terasa lelah, Untuk pertama kalinya, dia merasa ada sesuatu yang mendorongnya untuk melangkah lebih jauh, Dia tahu bahwa ini bukan hanya tentang lari, tapi tentang dirinya yang belajar untuk menghadapi ketakutannya dan membuka diri, Dengan setiap langkah, dia mulai merasa lebih percaya diri.
Setelah festival selesai, Nabila memutuskan untuk kembali ke perpustakaan, Tempat itu selalu menjadi pelabuhan yang nyaman baginya, namun, kali ini dia merasa sedikit berbeda, Perasaannya masih terbayang pada festival dan semangat yang ditularkan Ridho, Di tempat yang jauh dari keramaian festival, Ridho melangkah ragu ke perpustakaan, Dia tahu Nabila sering ada di sana, dan dia ingin berbicara dengannya.
Ridho berdiri di depan meja tempat Nabila biasanya membaca, tapi kursi itu kosong, “Ke mana dia?” pikir Ridho, Hatinya berdebar, merasa cemas, Ia berjalan ke rak,rak buku, berpura,pura mencari sesuatu agar tidak terlihat terlalu canggung, Ketika Nabila akhirnya masuk ke perpustakaan setelah festival selesai, ia terkejut melihat Ridho berdiri di sana,
“Ridho? Kamu ngapain di sini?” tanya Nabila dengan suara penuh kebingungan,
Ridho tersenyum canggung, sedikit malu, “Aku lagi cari buku tentang teknik lari, Kamu tahu di mana?”
Nabila tertawa kecil, sedikit terkejut mendengar alasan itu, “Teknik lari? Nggak ada buku seperti itu di sini,”
Ridho menggaruk kepalanya, tampak bingung dan sedikit malu, “Sebenarnya, itu cuma alasan, Aku, mau minta tolong sama kamu,”
“Tolong apa?” tanya Nabila penasaran,
“Aku dengar kamu jago bahasa Inggris, Aku butuh bantuan buat belajar, Bisa ajarin aku?” tanya Ridho dengan ekspresi tulus,
Nabila terdiam sejenak, wajahnya memerah karena malu dan sedikit terkejut, “Kenapa aku?” tanyanya, masih ragu,
Ridho menatapnya dengan senyum hangat, “Karena aku tahu kamu spesial, Kamu berbeda dari yang lain, dan aku suka itu,”
Kata,kata itu membuat Nabila kehilangan kata,kata, Ia merasa hatinya berdegup kencang, seolah ada perasaan baru yang tumbuh di dalam dirinya, Namun, dalam hatinya, dia tahu bahwa cinta mereka mulai tumbuh di antara dunia yang berbeda,lapangan yang penuh dengan semangat dan perpustakaan yang sepi dan tenang,
Sejak hari itu, Nabila dan Ridho sering bertemu, Nabila membantu Ridho belajar bahasa Inggris dengan sabar, sementara Ridho mengajaknya berlari di sore hari, Meskipun nabila masih merasa malas saat berlari, dia mulai menikmati waktu bersama Ridho, Mereka saling melengkapi, membawa warna baru dalam hidup masing,masing, Nabila belajar untuk keluar dari zona nyamannya, sementara Ridho menemukan sisi lain dari dunia yang selama ini hanya ia kenal di lapangan.
Cinta benar,benar telah merubah segalanya bagi Nabila dan Ridho, Kini, perpustakaan dan lapangan bukan lagi dua dunia yang terpisah, melainkan tempat di mana mereka saling menemukan, saling mengisi, Dan di antara buku,buku dan lintasan lari, mereka belajar untuk tumbuh bersama, menjelajahi dunia yang lebih besar dan lebih indah, bersama,sama.
0 Komentar