Howdy, thank's visit to my blog, Enjoy the read and welcome to the journey!

Hari itu, Yanuar melompat-lompat di atas pasir pantai, menikmati angin yang bertiup kencang, langit biru tanpa awan membuat matahari bersinar terang, menciptakan bayangan kecil di bawah kaki anak nelayan itu, perahu kecil ayahnya sudah siap di tepi pantai, bergoyang pelan dipukul ombak, Ini adalah kali pertama Yanuar akan berangkat mencari ikan di malam hari bersama ayahnya, sebuah pengalaman yang sangat dinanti-nantikannya sejak lama.

“Cepat, Nuar! Anginnya bagus hari ini, ikan pasti banyak,” seru ayahnya sambil memasukkan jaring ke dalam perahu.

Yanuar mengangguk semangat, Ia senang akan pergi melaut bersama ayahnya, perjalanan melewati ombak yang bergulung, melihat matahari dari tengah laut, bau asin laut, dan bunyi camar adalah momen yang selalu ia nanti-nantikan.

Saat perahu mereka mulai menjauh dari pantai, Yanuar memandang ke arah horizon, angin kencang menerpa wajahnya, membuat rambutnya berantakan, namun ia tidak peduli, laut tampak tak berujung, birunya sangat luas, seolah bercampur dengan sinar matahari yang menyilaukan.

Momen itu terasa sangat menakjubkan bagi Yanuar, ia merasa seperti berada di dunia yang berbeda, jauh dari segala keramaian, namun, seiring berjalannya waktu, matahari perlahan-lahan tenggelam ke dalam lautan, menyisakan langit yang berubah menjadi jingga lalu kelabu, menandakan datangnya malam.

 seiring waktu berlalu, matahari perlahan tenggelam ke dalam lautan, langit berubah menjadi jingga, kemudian kelabu, malam datang begitu cepat, dan Yanuar mulai gelisah.

“Ayah, kok gelap sekali? Tidak ada yang bisa kulihat selain bulan itu, bosan,” keluhnya sambil memeluk lutut.

Ayahnya tetap sibuk dengan jaring di tangannya, mengangkat jaring yang kosong “Sabar, Nuar. Kegelapan bukan akhir, dalam gelap, pasti ada terang yang datang.”

Yanuar tidak mengerti, dia bosan, sudah sekian lama dia menatap gelapnya laut, belum lagi angin kencang yang membuatnya tidak bisa tidur, matanya menatap jauh ke horizon yang hitam pekat, angin malam berembus dingin, membuatnya menggigil, Tiba-tiba, ia melihat sesuatu yang aneh kilauan kecil seperti cahaya emas di ombak, kilauan itu bergerak seiring perahu mereka yang terombang-ambing.

“Ayah! Lihat itu! Apa itu cahaya di air?” tanyanya dengan keheranan namun dengan bersuara semangat.

Ayahnya memandang ke arah yang ditunjuk Yanuar dan tersenyum lebar. “Itu plankton, makhluk kecil yang bisa bercahaya, mereka muncul kalau air terguncang.”

“mereka adalah makanan bagi para makhluk hidup di  laut, ukuran mereka sangat kecil, sekarang coba kamu celupkan tanganmu disitu” ucap ayah yanuar.

Yanuar dengan cepat mencelupkan tangannya ke laut, mengaduk-aduk permukaan air, cahaya emas yang lebih besar muncul, menari-nari di sekeliling perahu mereka, yanuar tertawa, mengulangi gerakan itu berkali-kali, kegelapan yang tadi membosankan kini menjadi penuh keajaiban.

“Lihat, Ayah! Laut ini seperti dipenuhi bintang,” katanya penuh kagum.

Ayahnya tertawa kecil. “Aku bilang apa tadi? Dalam kegelapan, pasti ada terang, kadang, kamu hanya perlu menunggu dan mencari dengan hati.”

“Laut ini luar biasa, Ayah, kenapa baru sekarang aku melihat ini?”

“Karena kamu baru melihat laut dengan hati, bukan hanya mata,” jawab ayahnya bijak.

Yanuar tersenyum kecil, menikmati cahaya yang ia buat bersama gelombang, dalam Kegelapan pun nantinya akan ada secercah cahaya, di tengah lautan luas, ia menemukan sebuah rahasia.

Malam itu, Yanuar belajar sesuatu yang penting, bahwa kegelapan bukanlah akhir dari segala sesuatu, kegelapan adalah tempat di mana keajaiban tersembunyi, menunggu untuk ditemukan, ombak emas yang terus bersinar di sekitar perahu mereka menemani malam yang kini terasa hangat dan penuh harapan, dalam keheningan malam, Yanuar menemukan sebuah rahasia yang akan selalu ia ingat, dalam setiap kegelapan, selalu ada cahaya yang menanti untuk ditemukan.


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *