
Alkisah pada sebuah negeri vinelle, terdapat raja serta tiga pangeran dan satu putri kesayangannya, ketika umur sang raja semakin tua, dan kesehatannya semakin menurunkan berpikir dia harus mencari penerusnya
putrinya bernama nimba, dia pebisnis ulung, memiliki gurita bisnis yang lumayan besar dan membentang luas, tapi dia cukup licik, dan bisa menghalalkan segala cara, putra yang pertama, bernama atla, disegani banyak orang karena jago dalam olahraga dan beladiri, namun dia juga terkenal sebagai orang yang emosional dan kasar
putra kedua bernama kharisma, terkenal karena paras tampannya, banyak awak media meliputnya, dia juga sering tampil dalam acara acara kerajaan, ibarat the real idol negeri vinelle, namun sayangnya, yang tidak semua orang tahu, dia memiliki sikap yang sombong, dan malas bergaul dengan orang miskin, sang raja tahu itu
Putra ketiga bernama gala, dia merupakan seorang pelatih di negeri vinelle, terkadang di negeri orang, bagi raja dialah yang dapat menggantikannya karena memiliki watak yang bijaksana dan berpemikiran luas, namun sayangnya dia harus berlaku adil kepada semua anak anaknya, setiap putra dan putrinya berhak untuk mendapatkan“Setiap anakku berhak untuk menggantikanku” gumam sang raja
Dalam keputusannya yang berat sang raja memutuskan untuk mengadakan pemilihan publik, agar rakyat dapat memilih siapa yang mereka anggap layak menggantikannya. “Setiap anakku berhak untuk menggantikanku” gumam sang raja, “tapi aku harus memastikan negeri ini tetap utuh seperti sedia kala.”
Hari Pemilihan Tiba
Pada hari pemilihan, semua rakyat berbondong bondong ke aula kerajaan, pesta demokrasi dihiasi dengan meriah, acara acara hiburan yang menarik, pesta makanan yang luar biasa dan sorak sorai yang meriah antar pendukung, setelah hasil pemilihan diumumkan, Nimba dinyatakan sebagai pemenang, dia enerima mahkota dengan senyuman penuh percaya diri, dalam pidatonya, ia berjanji untuk membawa kemakmuran dan kejayaan bagi negeri Vinelle, namun, siapa sangka bahwa kemenangan ini adalah awal dari masa yang kelam.
Tahun pertama Nimba menjabat, Ia menggunakan pengaruhnya untuk ekspansi bisnis pribadinya dengan meningkatkan pajak, mengalihfungsi kan lahan menjadi kawasan industri, serta menambang lahan ema
Tahun pertama Nimba menjabat, Ia menggunakan pengaruhnya untuk ekspansi bisnis pribadinya dengan meningkatkan pajak, mengalihfungsi kan lahan menjadi kawasan industri, serta banyak menambang hasil alam
Di saat yang sama, Atla memilih mengasingkan diri, kecewa karena kekalahannya, kharisma terus menikmati gaya hidup mewahnya, sibuk dengan sorotan media, sementara itu, Gala kembali ke desa-desa, membantu rakyat kecil yang semakin menderita.

Tahun berikutnya, Musim panen gagal total, Lahan-lahan pertanian yang dulu subur kini tandus akibat eksploitasi berlebihan, pasokan makanan menurun drastis, harga melonjak tinggi, dan rakyat mulai kelaparan. Di kota-kota besar, kerusuhan pecah ketika rakyat menyerbu gudang-gudang makanan milik para pedagang kaya yang bersekutu dengan Nimba.
Nimba, yang sebelumnya percaya diri, mulai kehilangan kendali, Keputusan-keputusannya yang serakah dan egois kini berbalik menjadi bumerang. Para penasihatnya mulai meninggalkan istana, dan dukungan terhadap pemerintahannya runtuh.
Di tengah kekacauan yang sedang terjadi, Gala kembali muncul, Ia bersama para petani dan penduduk desa berhasil menciptakan komunitas kecil yang mandiri, mereka menggunakan metode tradisional untuk bertani, menghidupkan kembali sumber daya alam yang tersisa. Kabar ini menyebar dengan cepat, dan rakyat mulai melihat Gala sebagai pemimpin yang sebenarnya.
Saat kelaparan mencapai puncaknya, Gala memutuskan untuk bertemu Nimba di istana. Dengan hati yang berat, ia menawarkan bantuan:
“Kak, aku tidak datang untuk merebut tahtamu. Aku datang karena rakyat kita membutuhkan pemimpin yang mendengar mereka.”
Nimba awalnya menolak, tetapi tekanan dari rakyat dan kerusuhan yang semakin besar membuatnya tak punya pilihan. Akhirnya, ia menyerahkan sebagian besar kewenangannya kepada Gala untuk menangani krisis.
Gala memimpin upaya pemulihan dengan bijaksana, Ia mengorganisasi ulang distribusi makanan, mengembalikan lahan pertanian kepada rakyat, dan memberlakukan kebijakan yang mendukung kesejahteraan semua lapisan masyarakat. Perlahan, negeri Vinelle mulai pulih dari keterpurukan.
Nimba, yang menyadari kesalahannya, memilih mengundurkan diri dari takhta. Ia meninggalkan Vinelle untuk memulai kehidupan baru di negeri lain, membawa pelajaran berat tentang ambisi tanpa batas,
Gala yang telah menolong rakyat, mulai disegani rakyatnya dan rakyat meminta Gala menggantikan Nimba.
sang raja tua yang menyaksikan semua ini dari jauh berkata: “Kekuasaan bukan soal siapa yang menang, tetapi siapa yang mampu mengemban amanah. Dalam kekalahan Gala, aku menemukan harapan yang sejati.”
Gala, dengan rendah hati, menerima takhta tersebut. “Aku berjanji akan selalu mendengarkan rakyatku, dan memimpin dengan hati yang penuh kasih,” jawabnya, sambil menatap jauh ke depan, menuju masa depan negeri Vinelle yang lebih baik.
Dan dengan itu, kedamaian dan keadilan pun kembali menguasai negeri Vinelle, berkat seorang raja baru yang bijaksana dan penuh empati.
0 Komentar